Manusia dan Kebudayaan
1.
Manusia
Manusia
adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang
dimiliki oleh manusia ( ilmu kimia ). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai
sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari
energi ( ilmu fisika ). Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam
golongan mahluk mamalia ( biologi ). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan
mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu memperhitungkan setiap
kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu ekonomi ). Manusia merupakan
mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi ), mahluk yang
selalu ingin mempunyai kekuasaan ( politik ). Di bawah ini yang membangun
manusia,diantaranya:
a)
Jasad; yaitu badan kasar
manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba, dan difoto,dan menempati ruang
dan waktu.
b)
Hayat; yaitu mengandung
unsure hidup, yang ditandai dengan gerak.
c)
Ruh; yaitu bimbingan dan
pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran,
suatu kemampuan mencipta yang bersift konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
d)
Nafs; dalam pengertian diri
atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2.
Hakekat Manusia
Dalam menjalani
hidupnya manusia mempunyai beberapa hakekat dan berbagai macam tingkatan, berikut
ini macam-macam hakekat manusia yaitu:
a)
Mahluk ciptaan
Tuhan yagn terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b)
Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
jika dibandingkan denan mahluk lainnya.
c)
Mahluk
biokultural yaitu mahluk hayati yang budayawi.
d)
Mahluk Ciptaan
Tuhan yagn terkait dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena
kemampuan bekerja dan berkarya.
3.
Kepribadian Bangsa Timur
Bangsa timur
adalah bangsa yang dikenal sangat baik dan ramah, mempunyai sifat toleransi yang
tinggi dan saling tolong menolong. Bangsa barat saat berkunjung ke wilayah
negara timur, mereka pasti selalu berpendapat bahwa orang-orang timur itu baik
dan ramah. Bangsa timur dalam berpakaian pun tergolong sopan. mereka pun sangat
melestarikan budaya masing-masing dan mempunyai adat istiadat yang di junjung
tinggi.
Berikut ini
merupakan contoh dari bagan Psiko-Sosiogram manusia:
Nomor 7 dan
6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah
tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia
itu sendiri. Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam
bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
Nomor 5
disebut kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan
gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang
lain pun yang dapat mengetahuinya. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan.
kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkankepada orang lain apa
yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
Nomor 3
disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau
sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan.
Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain
pun bisa berada pada lingkaran ini. Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna.
Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli.
Nomor 1
disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia
tentang berbagai macam hal. Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti
tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum
pernah dikunjungi atau dijumpai.
4.
Pengertian Kebudayaan
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang
dikemukakan beberapa ahli:
a) Edward B.
Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
b) M. Jacobs
dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk
teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya
merupakan warisan social.
c) Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
d) Dr. K.
Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman
dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu
maupun kelompok.
e) William H.
Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang
dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para
anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima
ole semua masyarakat.
1)
Tokoh-tokoh Budaya di indonesia
a)
Affandi
b)
Ws. Rendra
c)
Hans Bague Jassin
d)
Bagong Kussudiardja
e)
Sitor Situmorang
f)
Bubi chen
g)
Titiek puspa
5.
Unsur-unsur Kebudayaan
Dari beberapa pendapat yang ada
tentang unsur kebudayaan universal, pendapat C. Kluckhohn yang sering dijadikan
sebagai referensi. Pendapat C. Kluckhohn tentang tujuh unsur kebudayaan
merupakan hasil inti sari dari pendapat-pendapat lainnya.
Dalam karyanya yang berjudul Universals
Categories of Culture, ia menjelaskan 7 unsur kebudayaan universal yang
selanjutnya disebutcultural universals, yaitu sebagai berikut.
1. Sistem kepercayaan
(sistem religi)
2. Sistem pengetahuan
3. Peralatan dan
perlengkapan hidup manusia
4. Mata pencaharian
dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem kemasyarakatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Perbedaan
kebudayaan dalam bentuk 2 wujud:
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
o Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
o Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
6.
Wujud Kebudayaan
a)
Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
b)
Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
c)
Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
7.
Orientasi Nilai Budaya
Terdapat 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sistem
nilai
budaya :
a)
Hakekat hidup manusia.
b)
Hakekat karya manusia.
c)
Hakekat waktu manusia.
d)
Hakekat alam manusia.
e)
Hakekat hubungan manusia.
8.
Perubahan
Kebudayaan
Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya sesuatu unsur kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat yang
biasanya cukup berperan adalah:
a) Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak
kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang
mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi
hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung
menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur
kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak
menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat
dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal
dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang
datang dari luar.
b) Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam
kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran
agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam
masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau
asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh berbagai
ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu
unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru
tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya
tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
c)
Corak struktur sosial
suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru.
Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk
dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru
tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa
sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.\
d) Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh
suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi
landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di
pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan
memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang
dalam kenyataan demikian.
e)
Sebuah unsur baru yang
mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan
kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan
sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara
konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor
dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan
berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.
9.
Penyebab
terjadinya gerak atau perubahan kebudayaan
A.Sebab-Sebab yang Berasal
dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab
perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat:
a)
Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan
jumlah penduduk.
b)
Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat,
baik penemuan
yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat
menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
c)
Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam
masyarakat.
d)
Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga
mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya,
Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan
kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan
pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar,
baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
B. Sebab-Sebab yang Berasal
dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena
adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab
ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat:
a)
Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini
terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru,
maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru
tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada
struktur dan pola kelembagaannya.
b)
Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang
antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang
biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
c)
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua
kebudayaan
yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan
dapat diterima
tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh
suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu
kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka
akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli
dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru
tersebut.
10.
Kaitan Manusia dan Kebudayaan
A. Manusia Dan Kebudayaan
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan.
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan.
B. Manusia mempunyai
4 kedudukan terhadap kebudayaan yaitu:
a)
penganut
kebudayaan,
b)
pembawa
kebudayaan,
c)
manipu
lator kebudayaan, dan
d)
pencipta
kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
C.
Hubungan Manusia dan Kebudayaan
a)
Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
b)
Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
c)
Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
d)
Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
e)
Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
D.
Pengertian
Dialektis
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada
pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap
pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan
sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga
tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai
pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan
Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis
ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya
menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan
dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis
dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut
sebagai aufgehoben.
Proses dialektis terdapat 3 tahap yaitu :
a)
Eksternalisasi
yaitu proses dimana manusia menekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
b)
Obyektivitasi
yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
c)
Internalisasi
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.