Rabu, 18 April 2012

Manusia dan Harapan

manusia dan harapan

                           MANUSIA DAN HARAPAN

1. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan agar harapan dapat tercapai diperlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan tentunya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Darto seorang mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas ilmu komputer, ia belajar  dengan rajin dengan harapan agar sewaktu ujian semester ia memperoleh nilai A.

1)Persamaan Harapan dan cita-cita

    Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu :
 
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud. 
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.

2. Sebab-Sebab Manusia Memiliki Harapan

Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :
 
1. Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain.
Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.

2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :

a. Kelangsungan hidup (survival).
b. Keamaanan (safety).
c. Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).
d. Diakui lingkungan (status).
e. Perwujudan cita-cita (self-actualization).
 
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


3. Pengertian Doa
Doa ialah permohonan seseorang hamba terhadap Allah secara terus bagi meyelesaikan segala masalah rohani dan jasmani, dunia dan akhirat sama ada untuk dirinya sendiri atau untuk saudara mara, sahabat handai dan seterusnya untuk kaum muslimin dan muslimat.

1)  Macam-macam Doa
Do’a banyak macamnya dan banyak gunanya, di sini saya akan menyampaikan beberapa jenis macam doa, yaitu:

a) DOA MOHON PERLINDUNGAN DARI PENIPUAN
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan dengan Engkau daripada kawan yang menipu, matanya melihatku dan hatinya menjagaku, sekiranya dia melihat kebaikan dia menyembunyikannya, sekiranya dia melihat keburukan dia menyebarkannya.

b)  DOA MOHON PERLINDUNGAN DARI SYAITAN DAN GODAANNYA
Aku berlindung dengan Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang terkutuk, dari godaannya baik tiupan atau hembusannya.

c)   DOA MOHON PERLINDUNGAN DARI KEJAHATAN ATAU APABILA MELIHAT SESUATU YANG MENAKUTKAN
Aku berlindung dengan kalimah-kalimah Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya dan kejahatan hamba-Nya, aku berlindung dari hasutan-hasutan syaitan dan dari kedatangan mereka ( syaitan-syaitan itu ) kepada aku.


4. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia.


  •  Teori  Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.

  •  Teori Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam fisika.

  •  Teori Kebenaran Pragmatis
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

1) Usaha-usaha Meningkatkan Kepercayaan Kepada Tuhan
o  Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
o   Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
o  Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
o   mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
o  menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.


Kesimpulan
Jadi, dalam tulisan ini manusia sebenarnya tidak bisa lepas dari harapan. Entah itu dapat tercapai atau tidak, kembali kepada kita  apakah kita menginginkan dan mengusahakan harapan itu menjadi kenyataan atau tidak. Dan selai dari usaha, kita jangan lupa peranan Allah dalam mewujudkan harapan, biar bagaimanapun juga harapan tidak akan terwujud jika Allah tidak mengkehendakinya. Maka dari itu, usaha dan doa harus di lakukan secara seimbang agar harapan dapat terwujud. Janganlah menyerah untuk mewujudkan suatu harapan.

Sumber






Tidak ada komentar:

Posting Komentar